Sunday 9 November 2008

Wow This Is The World

Kamu percaya gak?
Guru kita ternyata bisa aja berupa gak manusia
Yakinkah kamu kalo kamu belajar buat berbagi dari manusia?
Coba mulai pagi ini perhatikan
Kucing jelek yang kelaparan kalo udah nemu makanan pasti dibagiin anak-ananknya dulu baru dia makan
Semut kalo ketemu pasti salam-salaman dulu, gak kayak kita
Angin, kalo berhembus pasti ke satu arah
Tembok, dibangun buat pertahanan
Lampu, kapanpun kita pencet tombol on off nya pasti nyala
Jendela, membantu kita buat ngeliat ke luar
Apa lagi?
Banyak
Don't you learn something from those things?
Saking banyaknya. kadang aku gak ngerti, kapan kepalaku berhenti buat drummin'

Thursday 6 November 2008

Pada Siapa Aku Harus Berguru?


Pada siapa aku harus berguru? Ya pada siapa?

Aku hidup dan bernafas selama 18 tahun untuk mencari sesuatu. Dan aku berguru pada banyak macam dan wujud guru. Pada hewan, manusia, dan alam. Rupanya aku tidak terlalu cerdas sehingga aku harus menembus tahun kedelapan belas untuk dapat memfokuskan apa yang ingin kupelajari. Klise, sederhana, dan mengundang tawa. Tentang, "Untuk apa kita hidup?".

Akhirnya, setelah pertanyaanku beribu kali menguap ke udara, kini aku temukan sedikit jawabannya.

Manusia dikirim ke dunia dengan membawa goresan tujuan hidup masing-masing. Ada yang dilahirkan ke dunia dan menjadikan uang sebagai prioritas utamanya. Kekayaan, kemakmuran, dan kepemilikan menjadi prioritas utama. bagi mereka bekerja siang-malam membanting tulang adalah untuk mencari sesuatu yang disebut dengan uang. Kesuksesan bagi mereka terletak pada kepemilikan mereka atas emas, permata, rumah mewah, mobil A, B, atau C, dan anak-anak mereka tinggal atau bersekolah di negara A, B, atau C.

Manusia dengan tipe kedua, lahir dengan membawa goresan tujuan "kebahagiaan hakiki". Mereka bahagia dengan apa yang mereka miliki saat ini. Mereka umumnya bergelar Profesor, Doktor, PhD, Master, dst. Mereka tetap merasa bahagia dengan naik angkutan umum, karena mereka telah memiliki apa yang diinginkan oleh hati mereka. Umumnya manusia dengan tipe kedua kadang dianggap munafik dan kurang rasional. Benarkah?

Apakah salah uang, kedua tipe manusia di atas ada? Bagi manusia tipe kedua, uang bukanlah segalanya, tapi mereka tetap hidup dan ada...


Bagi saya...

Hidup ini kecil

Saya ingin mencari apa yang disebut dengan kebahagiaan hakiki, saya takut dengan uang. Saya memang makan, dan membayar apapun dengan uang, tapi saya takut kepada mereka.Saya sudah bertekad, hidup saya untuk mencari ilmu, mencari kebahagiaan hakiki, dan mengabdi padanya. Masalah uang, itu urusan belakang. Asal saya dihormati oleh orang, dan mereka memanggil saya dengan julukan "The Wise" karena ilmu yang saya miliki...


Tapi...

Pada siapa ya saya harus berguru, agar saya bisa menerima dengan ikhlas kondisi saya di masa depan, dan merasa kecukupan dengan apa yang saya miliki. Saya mungkin manusia dengan tipe kedua, tapi... Saya tidak munafik.

Pada siapa saya harus berguru, agar saya tidak dimabuk oleh mimpi dan ambisi?

Pada siapa?

Anda tahu?

Saturday 1 November 2008

Persahabatan Kita Sang Hujan


Hujan

Kemana hujan yang turun belakangan ini di kotaku?

Mendadak hilang tanpa jejak, meninggalkanku dengan segudang kesedihan dan keputusasaan.

Bau segar tanah yang selalu kurindu mendadak hilang, dan bahkan tidak meninggalkan pesan dalam hatiku

Coba hujan punya handphone ya? Setidaknya dia bisa mengirimkan SMS untukku, sekedar mengucapkan sampai jumpa lagi

Ah hujan...

Aku rindu sekali saat kau menyapa aku

Aku rindu menari bersamamu

Bernyanyi bersamamu, dan memandang riang tarianmu saat aku terbangun dari tidurku

Kamu tahu, baik teman, sahabat, dan keluargaku sekalipun...

Belum pernah ada yang membuatku sebahagia saat aku menyapamu

Aku memimpikanmu saat tidur lelapku...

Aku bahkan ingin terus berada bersamamu, walaupun aku tahu pada akhirnya ibuku akan mengomel karena aku terserang demam. Hehehe...

Hujanku, mengapa banyak sekali yang tak mengharapkan kehadiranmu? Apa yang salah padamu?

Kau selalu menawarkan kehidupan di tengah kerumunan manusia yang telah menyerah untuk hidup

Apa yang salah padamu? Salah siapa manusia membencimu?

Aku juga manusia...

Tapi aku tidak membencimu

Aku mencintaimu

Hadiah terindah dari Tuhanku untuk mengingatkan manusia saat kau lambaikan tanganmu padaku...

Ah persetan dengan romantisme... Persetan dengan melankoli...

Aku hanya merasa riang saat bersamamu...

SSSTTT.... Ada yang datang dan mengganggu persahabatan kita...