Thursday 6 November 2008

Pada Siapa Aku Harus Berguru?


Pada siapa aku harus berguru? Ya pada siapa?

Aku hidup dan bernafas selama 18 tahun untuk mencari sesuatu. Dan aku berguru pada banyak macam dan wujud guru. Pada hewan, manusia, dan alam. Rupanya aku tidak terlalu cerdas sehingga aku harus menembus tahun kedelapan belas untuk dapat memfokuskan apa yang ingin kupelajari. Klise, sederhana, dan mengundang tawa. Tentang, "Untuk apa kita hidup?".

Akhirnya, setelah pertanyaanku beribu kali menguap ke udara, kini aku temukan sedikit jawabannya.

Manusia dikirim ke dunia dengan membawa goresan tujuan hidup masing-masing. Ada yang dilahirkan ke dunia dan menjadikan uang sebagai prioritas utamanya. Kekayaan, kemakmuran, dan kepemilikan menjadi prioritas utama. bagi mereka bekerja siang-malam membanting tulang adalah untuk mencari sesuatu yang disebut dengan uang. Kesuksesan bagi mereka terletak pada kepemilikan mereka atas emas, permata, rumah mewah, mobil A, B, atau C, dan anak-anak mereka tinggal atau bersekolah di negara A, B, atau C.

Manusia dengan tipe kedua, lahir dengan membawa goresan tujuan "kebahagiaan hakiki". Mereka bahagia dengan apa yang mereka miliki saat ini. Mereka umumnya bergelar Profesor, Doktor, PhD, Master, dst. Mereka tetap merasa bahagia dengan naik angkutan umum, karena mereka telah memiliki apa yang diinginkan oleh hati mereka. Umumnya manusia dengan tipe kedua kadang dianggap munafik dan kurang rasional. Benarkah?

Apakah salah uang, kedua tipe manusia di atas ada? Bagi manusia tipe kedua, uang bukanlah segalanya, tapi mereka tetap hidup dan ada...


Bagi saya...

Hidup ini kecil

Saya ingin mencari apa yang disebut dengan kebahagiaan hakiki, saya takut dengan uang. Saya memang makan, dan membayar apapun dengan uang, tapi saya takut kepada mereka.Saya sudah bertekad, hidup saya untuk mencari ilmu, mencari kebahagiaan hakiki, dan mengabdi padanya. Masalah uang, itu urusan belakang. Asal saya dihormati oleh orang, dan mereka memanggil saya dengan julukan "The Wise" karena ilmu yang saya miliki...


Tapi...

Pada siapa ya saya harus berguru, agar saya bisa menerima dengan ikhlas kondisi saya di masa depan, dan merasa kecukupan dengan apa yang saya miliki. Saya mungkin manusia dengan tipe kedua, tapi... Saya tidak munafik.

Pada siapa saya harus berguru, agar saya tidak dimabuk oleh mimpi dan ambisi?

Pada siapa?

Anda tahu?

4 comments:

Anonymous said...

aq berguru pada telinga dan mataku...

Unknown said...

bergurulah kepadaKu

Anonymous said...

kita hidup d dunia kan cari kebahagiyaan buat orang lain n kita..??harta,pangkat dll bkn jaminan kt hdp bahagiya.jangan lupa nabung buat d akhirat nnt...??jd bergurulah pd alam sekitar sesuai dngn al-qur'an n sunah rasul.

Anonymous said...

mungkin aku bukan gurumu, namun aku akan menjadi langit birumu....